Selasa, 02 Desember 2014

STRATEGI DAN IMPLEMENTASI E-BUSINESS

E-business tidak dapat bekerja tanpa strategi (bisnis). Stratergi E-Bisnis dibutuhkan untuk mendukung arah strategis perusahaan secara keseluruhan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu menggunakan dan mengembangkan kekuatan (ideologi, politik, ekonomi, social budaya, dan hankam) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam merancang suatu strategi dalam E-Business, kita perlu memikirkan faktor-faktor seperti terdapat dalam tabel berikut.
                    Faktor Internal


Faktor Eksternal             
Kekuatan/Strengths
(S)
Kelemahan/Weaknesses
(W)
Peluang/Opportunities
(O)
Strategi SO yang memanfaatkan kekuatan untuk meraih peluang
Strategi WO digunakan untuk mengambil kesempatan guna menutup kelemahan
Ancaman/Threats
(T)
Strategi ST yang menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
Strategi WT digunakan untuk memperkecil kelemahan dan menghindari ancaman
Sejumlah faktor perlu diperhatikan ketika kita melakukan proses penyusunan strategi perusahaan. Faktor-faktor itu adalah:
  1. Pertimbangan Regulasi dan Kebijakan Pemerintah
  2. Kondisi Persaingan dan Daya Tarik Industri Secara Keseluruhan
  3. Peluang Pasar dan Ancaman Eksternal Perusahaan
  4. Kekuatan Sumber Daya Perusahaan, Kompetensi, dan Kemampuan Kompetitif
  5. Ambisi Pribadi, Filsafat Perusahaan, dan Kepercayaan Etis Manajer
  6. Pengaruh Shared Values dan Company Culture dalam Strategi
Untuk mencapai strategi yang sukses maka dibutuhkan proses perumusan strategi dan pelaksanaannya yang berisi lima tahapan kunci yang saling berhubungan, yaitu:
  1. Membentuk visi strategis mengenai ke mana organisasi akan bergerak;
  2. Menetapkan tujuan – mengubah pandangan strategis menjadi hasil kinerja spesifik yang harus dicapai perusahaan;
  3. Merumuskan pilihan strategi untuk mencapai hasil yang diinginkan;
  4. Melaksanakan dan mengeksekusi strategi yang dipilih secara efisien dan efektif;
  5. Mengevaluasi efektivitas strategi dan dampaknya terhadap kinerja bisnis.
Suatu organisasi yang masih berposisi pada brick-mortar stage, sebelum berpindah dari bisnis konvensional ke E-Business memerlukan suatu analisis terlebih dahulu. Ada tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh sebuah organisasi dalam menentukan strategi yang tepat bagi perusahaannya untuk melakukan E-Business. Untuk itu akan digunakan E-Business strategy framework. Dalam framework ini terdapat tiga tahap yang penting bagi organisasi:
  1. Strategi analysis. Organisasi harus melakukan analisis terhadap posisinya dalam pasar yang dituju. Dalam analisis ini dapat digunakan alat-alat pengukur, yaitu macro-environment dan  five forces analysis. Kedua alat itu dipergunakan untuk mengukur dari sisi eksternal organisasi. Sedangkan untuk mengukur internal organisasi dapat dilakukan dengan mencari key competencies perusahaan, berikut sumber daya yang dimiliki.
  2. Strategi formulation. Melakukan formulasi dari analisis yang telah dilakukan sebelumnya, meliputi mencari faktor kunci bagi organisasi yang akan memenangkan persaingan jika faktor kunci tersebut ditemukan, kemudian menciptakan suatu nilai di mana nilai tersebut signifikan dalam perkembangan perusahaan untuk merebut pangsa pasar. Dari analisis tersebut dibuatlah jenis interaksi yang tepat untuk dilakukan oleh perusahaan pada internal organisasi, interaksi dengan supplier, dan interaksi dengan pelanggan.
  3. Strategi implementation. Bentuk implementasi dari strategi yang telah diformulasikan sebelumnya. Dalam tahap ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti mendapatkan visi, misi, dan tujuan perusahaan. Lalu membuat suatu nilai bagi perusahaan untuk digunakan dalam persaingan, lalu memperhatikan aspek  legalitas dan etika dari penerapan E-Business (maksudnya informasi pelanggan harus diperhatikan tingkat kepentingannya), kemudian aspek sistem pengamanan, lalu implementasi dari E-Business ke dalam organisasi.
Ketiga tahap di atas adalah langkah yang harus ditempuh oleh organisasi dalam menciptakan E-Business. Kesalahan dalam menentukan strategi E-Business akan berakibat tidak efektifnya E-Business yang diterapkan untuk menggantikan cara konvensionalnya.

Implementasi Strategi

Strategi merupakan hal yang penting dalam bisnis. Namun, proses pengembangan strategi merupakan hal yang lebih penting. Pengembangan strategi bergantung pada tipe strategi, metode implementasi, ukuran atau skala perusahaan, dan pendekatan yang digunakan.
Hubungan antara Implementasi dengan Daya Saing
  • Analisis Persaingan Industri

Pada fase ini, perusahaan mempersiapkan langkah-langkah awal yang dibutuhkan, meninjau kembali visi dan misi organisasi, menganalisis industri, posisi perusahaan dan posisi pesaing, mempertimbangkan berbagai masalah awal/inisiasi, dan menguji internal dan lingkungan perusahaan. Dalam hal ini aspek yang ditekankan terletak pada pengujian kontribusi potensial internet dan teknologi yang ada terhadap bisnis. Hasil spesifik pada fase ini yaitu analisis perusahaan dan proporsi nilai, kompetensi inti, peramalan, dan analisis kompetitor atau pesaing.
  • Perumusan Strategi

Formulasi strategi merupakan kegiatan pengembangan strategi untuk mengeksploitasi peluang dan pengelolaan ancaman dalam suatu lingkungan bisnis dari sudut kekuatan dan kelemahan perusahaan. Aktivitas dan hasil spesifik pada fase ini yaitu:
  1. Evaluasi peluang E-Commerce secara khusus;
  2. Menganalisis biaya dan manfaat;
  3. Melakukan penilaian dan manajemen risiko;
  4. Strategi penetapan harga;
  5. Sebuah rencana bisnis yang akan digunakan pada fase implementasi strategi.

  • Implementasi Strategi

Implementasi strategi merupakan pengembangan terinci, perencanaan jangka pendek untuk melaksanakan proyek yang disetujui pada formulasi strategi. Aktivitas dan hasil spesifik pada fase ini adalah:
  1. Pembentukan tim web yang menginisiasi dan mengelola eksekusi rencana;
  2. Pelibatan mitra bisnis;
  3. Pembentukan aliansi bisnis dan korporasi virtual;
  4. Proses manajemen bisnis, perekayasaan proses bisnis;
  5. Pengenalan perubahan dalam organisasi;
  6. Perencanaan proyek;
  7. Alokasi sumber daya dan manajemen proyek;
  8. Mengembangkan program manajemen perubahan secara efektif.

Implementasi strategi memerlukan investasi infrastruktur yang signifikan. Oleh karena itu, cara yang baik untuk memulainya yaitu dengan melakukan implementasi pada proyek pilot sebelum investasi yang signifikan dilakukan.
  • Penilaian Ulang Strategi

Penilaian strategi merupakan kegiatan evaluasi kemajuan matriks E-Commerce secara berkelanjutan menuju tujuan strategis perusahaan, perolehan tindakan kolerasi, dan reformulasi strategi apabila diperlukan. Pada penilaian strategi, pengukuran spesifik disebut dengan matriks yang menilai proses strategi.
Pada perencanaan strategi, perusahaan dapat menggunakan berbagai alat dan teknik perencanaan strategis. Beberapa di antaranya meliputi:
  1. Analisis SWOT. Adalah suatu metodologi yang menyurvei peluang dan ancaman eksternal, serta hubungan keduanya dengan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan.
  2. Balance Score Card (BSC). Adalah suatu alat manajemen yang menilai progres organisasional menuju tujuan strategis melalui pengukuran kinerja pada sejumlah area yang berbeda.
  3. Competitor analysis grid. Adalah suatu alat yang digunakan untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan, baik pesaing saat ini maupun pesaing potensial.
  4. Scenario planning. Adalah metode perencanaan strategis yang digunakan beberapa organisasi untuk membuat perencanaan yang fleksibel.


Contoh Penerapan E-Business:


Penerapan E-Business pada Perusahaan PT. Inixindo Persada Rekayasa Komputer
Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi yang mengkhususkan pada bidang pelatihan, PT. Inixindo cukup banyak menerapkan aspek e-bisnis, salah satunya adalah Customer Relationship Management dengan mengandalkan aplikasi SugarCRM.
Pengertian dasar dari CRM adalah model manajemen relasi antara perusahaan dengan klien, namun fungsi dari CRM itu tidak hanya untuk relasi antara perusahaan dengan klien saja, akan tetapi terdapat aspek proses bisnis dan prospek pemasaran juga. Dengan memanfaatkan teknologi CRM, perusahaan dapat menjaga relasi dengan klien dan dapat mengelola bisnis untuk meningkatkan prospek masa depan.
Penerapan CRM yang memanfaatkan perangkat lunak adalah salah satu tujuan PT. Inixindo dalam program Green ICT yakni mendukung penghijauan dalam bidang teknologi informasi dengan mengurangi penggunaan kertas. Sebelum diterapkannya CRM dengan perangkat lunak SugarCRM, hampir seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan manajemen relasi pelanggan dapat dikatakan “sangat tidak green” dengan terlalu banyak menghabiskan kertas untuk dokumentasi. Sebagai perusahaan penyedia jasa pelatihan TI, PT. Inixindo yang telah berdiri sejak tahun 1991 telah memiliki ribuan klien mulai dari instansi negara, perusahaan swasta hingga perorangan. Oleh karena itu, manajemen relasi dengan pelanggan adalah salah satu hal penting dalam proses bisnis perusahaan.
Selain keuntungan dari Green ICT, terdapat keuntungan lain yang dapat diambil dari CRM antara lain:
Peningkatan kualitas pelayanan kepada klien
Efisiensi biaya
Penerapan DSS (Decision Support System) oleh pihak manajemen
Meningkatkan profit perusahaan
Kualitas pelayanan kepada klien dapat dilihat dari relasi yang telah terbangun sehingga perusahaan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada klien. Dari hal tersebut jelas sudah mengarah kepada DSS sehingga pihak manajemen sebagai decision maker dapat menentukan strategi yang lebih baik lagi. Contoh yang telah dilakukan PT. Inixindo yaitu melihat materi pelatihan apa saja yang telah diikuti oleh seorang pelanggan dan berikutnya Account Executive dapat memberikan pelatihan yang baru kepada pelanggan tersebut.
Seperti halnya penerapan aplikasi pada umumnya, penerapan CRM juga masih mempunyai kendala. Sosialisasi dari penggunaan perangkat lunak pada proses bisnis sangatlah diperlukan karena sebagian pengguna masih terbiasa dengan kebiasaan lama mereka, misalnya masih mengandalkan tulisan tangan dan penggunaan kertas. Juga familiarisasi penggunaan komputer dalam pekerjaan sehari-hari menjadi salah satu poin penting dalam kesuksesan penggunaan perangkat lunak.
Dari faktor teknis juga ditemukan beberapa kendala. Kehandalan perangkat keras menjadi poin yang harus diperhatikan oleh pihak pengembang aplikasi. Mesin server yang lemah tentunya akan menghambat kinerja pengguna, dalam hal ini adalah para Account Executive (Sales) yang dapat mengakibatkan terhambatnya proses sosialisasi CRM tersebut.
Sinergi dari seluruh pihak terkait sangat dibutuhkan. Kesalahan komunikasi dari pihak manajemen, pengguna dan pengembang menentukan
kesuksesan dari penerapan CRM. Pihak pengembang yang notabene lebih fasih dalam bahasa teknis harus menggunakan bahasa non-teknis dalam

menjelaskan kepada pihak manajemen dan pengguna supaya saling mengerti.

Sumber:
E-Business & E-Commerce. Candra Ahmadi dan Dadang Hermawan. 2013. Yogyakarta: ANDI.
http://cumplunkk.blogspot.com/2013/06/penerapan-e-business-pada-perusahaan-pt.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar